BBC, Serang – Hoax atau berita bohong mulai bermunculan menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Serang yang tahapannya akan dimulai akhir tahun ini. Hoax ini pun menyerang petahana, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang dipastikan akan maju kembali di Pilkada.

Hoax yang mulai muncul berkaitan dengan memorandum of understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Lenfin-Tiongkok dengan Pemkab Serang yang telah dilakukan pekan lalu. Penandatanganan kerja sama tersebut dibuat hoax dengan dinyatakan merupakan kerja sama untuk pengiriman tenaga kerja asing (TKA).

Selain itu, beredar pula hoax bahwa kerja sama tersebut untuk mempersulit perizinan klinik di Kabupaten Serang, berupa kebohongan bahwa klinik harus melakukan kerja sama dengan China. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang sendiri memastikan bahwa seluruh kabar tersebut adalah bohong alias hoax. Dua hoax tersebut menyebar di jejaring Whatsapp dan media sosial.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik) Kabupaten Serang Anas Dwi Satya menegaskan, Pemkab Serang dan Pemkot Lenfin baru sebatas MoU, belum ada kerja sama yang mengikat. Selain itu, kata dia, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menegaskan bahwa kerja sama yang dilakukan fokus empat bidang, yakni pariwisata, industri, pertanian, dan pendidikan.

“Tidak ada kerja sama soal tenaga kerja asing. Soal TKA ini menjadi kewenangan pemerintah pusat. Apalagi soal izin klinik, itu sangat tidak benar. Kerja sama yang dilakukan terkait hal-hal positif, dan jika berlanjut, harus dirinci melalui perjanjian kerja sama,” tegas Anas ditemui di ruang kerjanya. Senin, (12/8/2019).

Sementara itu, ditempat berbeda Ketua Forum Ulama Kabupaten Serang KH A Khudori Yusuf juga membenarkan ada penggiringan opini negatif terhadap Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Ia pun menerima hoax tersebut dari jejaring Whatsapp. “Ibu Tatu ini dekat dengan ulama, kami yakin beliau tidak akan mengambil kebijakan yang merugikan masyarakat,” ujarnya.

Baca juga :  Pembangunan Ruas Jalan Provinsi Hampir Rampung

Secara agama, menurutnya, ketika mendengar berita dari siapa pun, maka sebagai makhluk yang diberikan akal, maka harus hati-hati dan melakukan proses seleksi atau menyaring. “Jika kita bagikan tanpa proses, itu salah. Alquran mengajarkan, agar kita tidak terjebak dalam kebohongan, dan harus selalu muhasabah,” ujarnya.

Ia menilai, saat pemilihan presiden, hoax telah memecah belah masyarakat. Sementara menurut Alquran, kata Khudori, pada surat An-Nur ayat 11, pembawa berita bohong akan diberikan azab yang besar. “Kami para ulama mengajak masyarakat untuk selalu menyaring informasi dengan baik. Jangan mudah terprovokasi isu hoax,” ujarnya. (1-2).