BBC, Serang – Provinsi Banten memiliki potensi energi baru dan terbarukan yang dapat dikembangkan,” ungkap Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dalam webinar atau Ketahanan Energi dalam Menghadapi Krisis Energi Tahun 2030 yang digelar Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Serang Raya dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Senin (2/11/2020).

Turut menjadi pembicara Rektor Untirta Fatah Sulaiman dan tokoh aktivis energi Nasional, Ugan Gandar.

Ditambahkan, Provinsi Banten layak disebut lumbung energi listrik nasional. Karena,
banyak pembangkit listrik yang dibangun di Provinsi Banten untuk memenuhi kebutuhan nasional.

“Meski begitu, perlu segera adanya pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan energi serta mengurangi emisi gas rumah kaca,” tegas Wagub.

Dalam kesempatan itu, Wagub berharap generasi muda, khususnya mahasiswa, berkontribusi dalam ketahanan energi Provinsi Banten, dengan pola hidup yang berhubungan dengan upaya penghematan energi.

“Di bidang penelitian, mahasiswa saya harapkan ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan riset terkait energi alternatif atau energi terbarukan. Misalnya ikut dalam proses pengelolaan Tempat Pengolahan Sampah, agar keberadaan sampah ini lebih bisa bermanfaat dan memberikan eksternalitas positif yang lebih besar kepada masyarakat sekitar,” paparnya.

Wagub juga mengungkapkan, kebutuhan energi Banten saat ini meliputi kebutuhan listrik sebesar 25.680 megawatt-hours (MWh) yang terdiri dari sektor industri 16.511 MWh, sektor rumah tangga 6.094 MWh, sektor komersial 2.914 MWh, dan sektor transportasi 160 MWh.

“Adapun sampai dengan tahun 2050 diprediksi kebutuhan listrik Banten sebesar 210.362 MWh, atau per tahunnya naik rata-rata sebesar 7%,” ungkapnya.

Masih menurut Wagub, potensi EBT Provinsi Banten meliputi energi laut 227,3 MW, energi bayu 1753 MW, biogas 118,6 MW, biomassa 346,5 MW, dan energi surya 2461 MW. Berikutnya, energi air untuk PLTA (pembangkit listrik tenaga air) kapasitas di bawah 1 MW atau mikro hidro 72 MW serta potensi energi panasbumi 261 MW dengan cadangan 365 MW.

Baca juga :  Rano: Keberadaan Lansia Dibuutuhkan

Sementara itu, tokoh aktivis energi nasional Ugan Gandar mengatakan, masih tingginya penggunaan energi fosil mengakibatkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tinggi.

Diperkirakan pada tahun 2025 emisi GRK dari
pembangkit listrik sebesar 27,8 juta ton CO2 E atau 50,4% dari total emisi GRK dan pada tahun 2050 sebesar 161 juta ton CO2 E (58,8%).