BBC, Serang – Gubernur Banten Rano Karno membuka kegiatan Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi kalangan Birokrat, Akademisi, Tokoh Masyarakat, di Provinsi Banten, Selasa, 19/4/2016, di Hotel Le Dian Kota Serang. Kegiatan di Banten ini akan berlangsung dari tanggal 19 April dan berakhir pada tanggal 25 April 2016.
Pemantapan nilai – nilai kebangsaan yang diikuti ratusan peserta ini terdiri dari kalangan birokrat, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda serta perwakilan dari TNI dan Polri. Kegiatan yang dilaksanakan selama 7 hari tersebut menggunakan metode pemantapan melalui ceramah, diskusi, dan pembinaan peserta.
Dalam sambutannya, Gubernur Banten Rano Karno mengatakan saat ini masyarakat dihantui kegelisahan, pasalnya sebagian kecil masyarakat masih terperangkap dalam radikalisme yang memicu terjadinya tindakan agresif terhadap sesama. Bahkan sejumlah orang yang terindikasi terkait dengan aktivitas ISI di Iraq dan Suriah misalnya berasal dari Banten.
“Sebagian kecil saudara kita masih menganggap kemajmukan bukan sebagai perihal yang patut dirayakan melainkan sebagai ancaman yang menakutkan. Misalnya mereka tiba-tiba ditatap dengan penuh curiga dan rasa cemas. Diam-diam sebagian kita terus menggali jurang dan tak terlintas lahi keinginan membangun jembatan untuk saling mengenal dan mengerti,” ucap Gubernur.
Gubernur menjelaskan, menjelang Pilkada Gubernur pada tahun 2017 nanti, pihaknay mencermati bahwa politik yang semestinya dipenuhi dengan suara-suara yang mengundang kemaslahatan justru diisi dengan kebisingan yang banal dan sarat mudharat.
“Agama dicengkram sebagai alat untuk memebenarkan kata-kata yang menganadung kebencian terhadap semua yang didefinisikan sebagai lawan. Fatsoen dan kesantunan tak lagi dianggap penting lantaran etika hanya sebatas slogan yang hanya hidup dan nyaring dibincangkan diruang-ruang diskusi,” jelasnya.
Gubernur melanjutkan, pemantapan nilai-nilai kebangsaan juga bukan tanggung jawab negara, tetapi tanggung jawab bersama. “Sekarang ini dunia tanpa batas. Setiap bangsa bisa ada di mana saja. Kita saat ini tidak dapat melarang karena sudah masuk dalam kelompok masyarakat dunia. Kita harus kuatkan nilai kebangsaan ini,” ucap Gubernur.
Deputi Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan Lemhanas Laksamana Muda TNI Yuhastihar meminta kepada seluruh peserta pemantapan ini menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing dengan membangun kebersamaan, dan memberikan program untuk kepentingan masyarakat banyak.
“Lemhanas tidak melihat secara satu persatu provinsi, namun melihat secara keseluruhan wilayah di Indonesia, khususnya Banten, sama pentingnya dengan provinsi lain. Artinya tidak ada provinsi yang tidak dan lebih penting, semua sama pentingnya. Hanya saja memang Lemhanas memiliki keterbatasan karena dalam melaksanakan perubahan ini harus seluruh Indonesia,” kataYuhastihar.
Maka dari itu,lanjut Yuhastihar, kegiatan ini juga bertujuan untuk berbagi dan memperkaya cara pandang atau wawasan para birokrat, akademisi dan tokoh masyarakat, dalam memahami nilai-nilai kebangsaan yang berdasar pada empat konsensus dasar bangsa, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dengan kegiatan ini, nantinya akan berdampak terhadap penigkatan pengetahuan tentang wawasan kebangsaan dan akan menciptakan harmonisasi di tengah-tengah keragaman bangsa Indonesia. Keragaman merupakan kekuatan positif untuk pembangunan bangsa, akan tetapi dapat pula menjadi negatif bila tidak dapat dikelola dengan baik”, tegasnya.
Selain itu, dengan Pemantapan nilai –nilai kebangsaan bagi Birokrat, Akademisi dan Tokoh masyarakat, akan dapat diimplementasikan kepada masyarakat di lingkungan masing-masing dan akan menjadi alat penagkal terhadap rongrongan baik dari internal maupun eksternal yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan dalam berbagsa dan bernegara. Hadir pada kesempatan ini Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Walikota Serang Tb Haerul Jaman dan para tokoh masyarakat.