BBC, Serang – Pemerintah provinsi Banten merupakan daerah yang sangat rawan akan bencana alam seperti gempa, longsor, banjir hingga tsunami. Akan tetapi hingga kini Banten belum mampu membeli alat pendeteksi dini Early Warning System (EWS). Padahal keberadaan EWS dianggap penting untuk mengetahui secara dini, ketika kemungkinan tsnunami terjadi di perairan laut Banten. Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah provinsi Banten Nuryanto mengungkapkan, untuk saat ini Banten baru memiliki 3 EWS. Namun demikian ketiga EWS yang masing-masing terpasang di perairan laut Labuan, Panimbang dan Wanasalam, merupakan pemberian hibah dari badan metereologi klimatologi dan geofisika.
“Berdasarkan analisa BPBD, Banten seidkitnya membutuhkan lagi 10 unit EWS lagi untuk dipasang sepanjang garis pantai yang ada di Banten. Karena kami baru memiliki 3 EWS yang dipasang di perairan Labuan, Panimbang dan Wanasalam. Sementara dari Anyer hingga perbatasan Sukabumi, Jawa Barat itu butuh sekitar 13 EWS,” ujar Nuryanto,Kamis, 25/8/2016.
Nuryanto menjelaskan, harga untuk satu unit EWS diperkirakan mencapai 3-4 Milyar rupiah. Sehingga dengan anggaran yang terbatas, BPBD belum mampu mengalokasikan anggaran untuk pembelian mesin pendeteksi dini tsnunami tersebut.
“Sangat butuh sebenarnya, karena Banten kan potensi bencananya cukup besar. Tapi harganya itu sekitar 3-4 M, jadi kami belum bisa menjangkaunya dengan anggaran yang cukup terbatas,” kilahnya.
Oleh sebabb itu Nuryanto berharap, keinginan BPBD ini sejalan dengan kebijakan penganggaran di DPRD. Dengan begitu dalam waktu 4 tahun mendatang, Banten sudah memiliki 13 EWS yang terpasang di periran laut Banten.
“Harapan kami dalam kurun waktu tahun 2020 nanti, 11 EWS itu bisa terpasang. Kami akan coba untuk menambah jumlah anggaran. Sehingga paling tidak bisa menyisihkan anggaran yang direncanakan untuk pembelian EWS tersebut,” jelasnya.
Sementara itu sekertaris komisi 5 Fitron Nur Iksan sangat mendukung keinginan BPBD untuk pembalian EWS. Karena diketahui bersama Banten dikeliling perairan laut yang sewaktu-waktu bisa terjadi tsunami.
“Tapi kami berharap agar rencana pembelian EWS oleh BPBD ini disertai dengan perencaan yang matang. Sehingga ketika alat pendeteksi tsunami ini sudah ada, keberadaanya dijaga dan dirawat oleh BPBD. Karena informasinya untuk saat ini 3 unit EWS yang terpasang di 3 wilayah di Pandeglang dan Lebak tidak berfungsi maksimal, lantaran diduga tidak dilakukan pemeliharaan,” harapnya.
Meski begitu Fitron mengatakan, pihaknya optimis pemenuhan 13 EWS di Banten hingga tahun 2020 mendatang bisa terpenuhi. Dengan alasan, BPBD harus konsern dan menjadikan fokus utama atas pembelian EWS.
“Pada prinsipnya akan kami dukung, kami akan kawal penggarannya nanti. Apalagi ini kan untuk kepentingan masyarakat,”tandasnya.(1-1)