BBC, Cilegon –  Tingkatkan Ekonomi Kreatif Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Kota Cilegon, menggelar pameran Bonsai  tingkat lokal di lapangan parkir Transmart Kota Cilegon, Selasa (6/12/2022).

Pameran Bonsai yang akan digelar selama 10 hari kedepan itu dibuka langsung oleh Wali Kota Cilegon Helldy Agustian yang disaksikan juga oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon, Isra Mi’raj dan peserta pameran Bonsai. 

Peserta pameran yang sekaligus sebagai anggota DPRD Kota Cilegon, Faturohmi mengatakan, melalui kegiatan pameran bonsai diharapkan dapat mendongkrak perhotelan dan rumah makan untuk membeli Bonsai. Dengan demikian maka ekonomi masyarakat dari budidaya Bonsai tersebut meningkat. 

“Melalui kegiatan pameran ini diharapkan bisa menarik minat para pelaku usaha Hotel dan rumah makan yang ada di Cilegon untuk membeli Bonsai. Sehingga dapat meningkatkan ekonomi dan PAD Pemkot Cilegon,” ucap Faturohmi di sela-sela kegiatan pameran. 

Faturohmi menjelaskan banyak keuntungan yang didapatkan dari budidaya Bonsai selain memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Namun juga dapat membuat halaman rumah atau lingkungan menjadi asri. 

“Keuntungan banyak, selain mendapat uang. Namun juga bisa membuat suasana lingkungan atau halaman rumah menjadi asri dan indah dipandang,” ujar Faturohmi.

Dikatakan Faturohmi, tidak sulit untuk melakukan budidaya Bonsai. Hanya cukup mencari pohon berbatang keras, memiliki ranting dan bercabang maka budidaya Bonsai dapat dilakukan hingga bisa memiliki harga jual yang cukup tinggi.

“Setahu saya cukup mencari pohon yang memiliki batang yang keras, memiliki ranting dan bercabang banyak juga bisa membuat Bonsai. Kalau hasilnya bagus bisa bisa bernilai tinggi untuk dijual,” ungkapnya. 

Ketua Litbang PPBI Kota Cilegon, Qiwong menjelaskan, Bonsai merupakan miniatur pohon besar yang ada di alam dengan berbagai bentuk 

Baca juga :  Pemprov Tagretkan Bagi Hasil Pajak Capai 2 Triliun

yang disesuaikan dengan fenomena alamnya. Dikatakan Qiwong, Bonsai tidak ada istilah jadi karena Bonsai merupakan seni hidup yang tidak pernah selesai yang ditandai dengan pohon Bonsai yang masih hidup dan berkembang. 

“Bonsai itu tidak ada istilah jadi, karena Bonsai merupakan seni hidup dan tidak pernah mati. Selama Bonsai itu hidup dan berkembang maka itu masih memiliki seni dan bisa memiliki nilai jual,” ujar Qiwong.

Qiwong menyampaikan, banyak cara untuk budidaya Bonsai. Bisa melalui biji, cangkok, stek dan ada juga dari alam. Kalau budidaya dari alam cukup mengekspresikan dan dibuat miniatur. Meski demikian, Qiwong menyampaikan,  Bonsai bisa bersifat individual dan bisa juga bersifat universal yang ada hubungannya dengan komersial. Menurutnya, kalau Bonsai yang bersifat individual itu dapat memberikan kepuasan tersendiri dengan begitu maka Bonsai tidak memiliki standar harga Bonsai. 

“Caranya banyak, bisa melalui bijian, cangkok dan stek. Tinggal bagaimana kita cara mengekspresikan. Selain itu, Bonsai bisa bersifat individual bisa jug komersial. Kalau individual hanya bersifat kepuasan seni, sedangkan komersial itu bisa dijadikan Bonsai agar memiliki nilai jual yang cukup tinggi,” ungkapnya. (1-2).