BBC, Serang – Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) merupakan implementasi kebijakan perlindungan anak dengan tujuan mencegah kekerasan terhadap anak dan menanggapi kekerasan  pada anak di Indonesia khususnya di provinsi Banten. Kehadiran wadah ini diharapkan mampu menanggulangi persoalan kekerasan terhadap anak. Sedangkan PATBM di provinsi Banten telah dilaksanakan pada tahun 2016 di Kota Tangerang Selatan (Pondok Ranji Dan Pondok Kacang) serta  Kota Cilegon (Kel Sukmajaya Dan Jombang Wetan).

“Dari hasil evaluasi kegiatan PATBM disampaikan diantaranya, keempat kelurahan yang menjadi lokasi patbm sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan dan tujuan gerakan PATBM. Partisipasi masyarakat yang menjadi modal utama pada gerakan ini sudah mulai tumbuh meskipun masih harus diberikan arahan dan stimulus,” ungkap Kepala dinas pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3KKB) Provinsi Banten Sitti Ma’ani Nina disela sosialisasi perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat di Kota Serang, Jum’at, 28/4/2017.

“Kesadaran dan keikhlasan para aktivis menjadikan gerakan patbm ini dapat berjalan dengan optimal, meskipun masih terjadi beberapa kekurangan terutama pada pengelolaan gerakan PATBM. Kapasitas aktivis masih sangat terbatas terutama pada pendokumentasian setiap kegiatan,”lanjutnya.

Menurutnya, PATBM pada hakikatnya menjadi tanggungjawab bersama pemerintah, masyarakat, dan keluarga oleh karena itu diharapkan semua unsur  berperan aktif untuk mewujudkannya sehingga perlindungan anak dalam rangka mencegah kekerasan terhadap anak dan terpenuhinya hak-hak anak dapat terwujud dengan nyata.

“Saya berharap dengan pertemuan ini dapat mendorong terbangunnya koordinasi dan integrasi antar pemerintah, lembaga dan OPD terkait dalam mewujudkan perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap anak,” katanya.

Oleh sebab itu, Nina menargetkan keberadaan PATBM di Banten bisa menyebar di seluruh kabupaten/ kota di Banten bisa terbentuk pada tahun ini. Karena dari hasil evaluasi, dampak dari hadirnya PATBM sangat efektif dalam mencegah kekerasan terhadap anak.

Baca juga :  Tak Hanya TNI, Warga Bersemangat Selesaikan Rutilahu

“Paling tidak kan ada kebiasaan anak-anak kecil itu memakai baju. Melalui PATBM ini anak-anak bisa diinformasikan terkait kebiasaan kurang baik tersebut. Karena dalam PATBM itu ada unsure anak-anak, remaja dan para orang tua. Sehingga bisa menjadi sarana solusi untuk mengatasi permasalahan kekerasan terhadap anak,” tegas Nina. (1-1)