BBC, Serang – Rasa berdebar atau “deg-degan” sering dianggap hal biasa, apalagi di tengah gaya hidup cepat dan tekanan kerja tinggi di kawasan industri seperti Serang dan Cilegon. Namun, dibalik itu bisa tersimpan bahaya tersembunyi yaitu Aritmia. Gangguan irama jantung yang dapat memicu komplikasi serius bila tak segera ditangani.

 

 

Diinformasikan, Aritmia adalah kondisi ketika detak jantung tidak berirama normal, bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Dalam kondisi normal, jantung berdetak teratur sekitar 60–100 kali per menit. Namun pada aritmia, sinyal listrik di jantung menjadi kacau, sehingga iramanya berubah.

 

Dokter spesialis jantung di Bethsaida Hospital Serang, dr. Maizan Khairun Nissa, Sp.JP(K), FIHA, AIFO-K, mengingatkan, masyarakat kerap menyepelekan keluhan berdebar.

 

“Masyarakat sering menganggap berdebar itu hal biasa, padahal pada sebagian kasus, aritmia bisa berbahaya, terutama aritmia yang berasal dari ventrikel (bilik jantung),” ujarnya.

 

Menurutnya, banyak yang berpikir berdebar hanya karena kopi atau stres. Tapi bila detak terasa tidak teratur, lama, disertai nyeri dada, pusing, atau sesak, itu perlu segera diperiksa. “Bisa jadi tanda aritmia,” sebutnya.

 

Aritmia terjadi ketika sinyal listrik di jantung bekerja tidak semestinya, membuat detaknya terlalu cepat, lambat, atau tak beraturan. Jenis aritmia tertentu seperti Fibrilasi Atrium (AFib) bahkan bisa meningkatkan risiko stroke atau pembekuan darah, terutama pada penderita hipertensi dan diabetes.

 

Fenomena meningkatnya aritmia di daerah perkotaan dan industri berkaitan erat dengan pola hidup masyarakat. Kurang tidur, stres berkepanjangan, konsumsi kafein dan minuman berenergi berlebihan, serta dehidrasi menjadi faktor pemicu utama.

 

Ditambah lagi kebiasaan merokok, jarang berolahraga, dan pola makan tidak seimbang yang mengganggu sistem kelistrikan jantung. “Kalau gejala seperti berdebar, lemas, atau napas pendek muncul berulang, jangan ditunda. Deteksi dini bisa mencegah kondisi memburuk,” kata dr. Maizan.

Baca juga :  Pemberantasan Anti Korupsi Jokowi-JK Alami Keterlambatan

 

Menjawab kebutuhan akan penanganan jantung komprehensif, Bethsaida Hospital Serang menghadirkan Heart Center terpadu yang dilengkapi fasilitas modern untuk diagnosis dan terapi gangguan irama jantung.

Mulai dari EKG, Holter Monitoring, Electrophysiology Study (EPS) hingga echocardiography dan MSCT Koroner, semua tersedia untuk memastikan penyebab gangguan irama jantung terdeteksi secara akurat.

 

“Penanganan aritmia tergantung dari jenis kelainan irama yang diderita. Pada kasus bradiaritmia atau irama jantung terlalu lambat, pemasangan temporary pacemaker (TPM) sampai Permanent Pacemaker (PPM) dapat dilakukan sebagai pengganti generator listrik jantung,” ucapnya.

 

Sedangkan pada kasus takiaritmia atau irama jantung yang terlalu cepat dan tidak beraturan, seperti atrial fibrilasi, premature ventricular contraction dan ventrikel takikardia, prosedur ablasi dapat menjadi pilihan pengobatan.

 

Sementara, Direktur Bethsaida Hospital Serang, dr. Tirtamulya menyatakan, pihaknya berkomitmen akan menghadirkan layanan jantung terintegrasi mulai dari deteksi dini hingga tindakan intervensi. Dengan teknologi modern dan tim dokter berpengalaman.

 

“Kami ingin masyarakat tak lagi menyepelekan tanda-tanda gangguan jantung,”ucapnya. (1-2).