BBC, Jakarta – Wali Kota Cilegon Helldy Agustian terpilih menjadi salah satu dari 10 Wali Kota di Indonesia yang menjadi peserta undangan Kompas 100 CEO Forum ke-13 di Istana Negara Jakarta, Jumat (2/12/2022). 

Dalam kunjungannya, Helldy menyatakan dukungan penuh terhadap rencana Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan Indonesia menjadi negara maju dan bersaing dengan negara-negara lain. Menurutnya, rencana Presiden Jokowi betul-betul luar biasa dan patut didukung penuh oleh seluruh pihak di Indonesia.

“Saya akui, itu adalah rencana brilian Pak Presiden untuk membawa Indonesia menuju level yang lebih tinggi,” ucap Helldy melalui keterangan tertulis diterima BBC, Sabtu (3/12/2022).

Maka dari itu guna mendukung rencana itu, Helldy mengaku pihaknya telah membuat sebuah produk unggulan di Kota Cilegon. Salah satunya yakni mengolah setiap 30 ton sampah segar menjadi bahan bakar pengganti batu bara atau co firing. Selain itu, pihaknya juga telah memproduksi cangkul, yang dilakukan bersama PT Krakatau Steel (KS).

“Kami sudah memproduksi co firing dari olahan puluhan ton sampah segar. Produk ini kami produksi di TPA Bagendung untuk digunakan oleh PLTU Suralaya,” ujar Helldy.

“Selama ini kan masyarakat beli produk pacul impor dari luar negeri, sementara bahan baku pacul itu, asalnya dari Cilegon, PT KS. Lah kenapa enggak Cilegon saja yang membuat pacul, itulah dasar kenapa munculnya produk cangkul Cilegon,” sambungnya.

Helldy menambahkan, selain dikenal sebagai daerah penghasil produk baja, Cilegon pun merupakan sentra produk bahan dasar plastik, salah satunya bahan untuk membuat sedotan. 

“Pabrik kimia penghasil bahan dasar plastik kan di Cilegon juga. Sementara setiap hari sedotan yang bahan dasarnya dari Cilegon, itu dibeli dari luar. Maka itu, saya pun akan mendorong agar Cilegon memproduksi sedotan. Ini akan menjadi produk unggulan lain di Kota Cilegon, sehingga daerah lain bergantung ke produk lokal kami,” ucapnya. 

Baca juga :  Bantu Pemkot Cilegon Lawan Covid 19, PT. Krakatau Posco Salurkan Bantuan 900 Alat Rapid Test

Sementara, dalam sambutannya Presiden Joko Widodo mengaku memiliki optimis yang tinggi terhadap potensi yang dimiliki Indonesia untuk berkembang dan menjadi negara yang memiliki daya saing yang tinggi dengan negara-negara lainnya.

 “Saya ingin menyampaikan optimisme yang kita hadapi kedepan, kenapa kita harus optimis ? Kita ini memiliki potensi besar, memiliki kekuatan besar, tapi sering kita lupakan, kita memiliki sumber daya alam, kita memiliki sumber daya manusia, kita memiliki bonus demografi, diperkirakan 2030 nanti kita memiliki 201 juta tenaga produktif, inilah kekuatan yang sering kita tidak sadari dan terus saya ingatkan terus, kekuatan inilah yang harus kita bangun terus dalam rangka membangun strategi besar, ekonomi besar, negara kita bisa mencapai visi yang kita inginkan,” ujar Jokowi. 

Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa design memajukan Indonesia harus dilakukan secara konsisten. “Design ini secara konsisten harus kita lakukan terus menerus, yaitu satu, membuat negara lain bergantung dengan kita, saya ingin menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil produk tertentu,” jelasnya. 

“Dimana produk tersebut menjadi unggulan Indonesia untuk didagangkan di tingkat internasional, dengan target negaranegara luar akan bergantung pada produk tersebut, juga cara yang cepat untuk memajukan bangsa,” sambung Jokowi. 

Menurut Jokowi, dirinya ingin Indonesia membangun design ekosistem besar agar negara lain bergantung.

“Kita harus membangun design ekosistem besar sehingga negara lain bergantung pada kita, karena kita memiliki nikel, memiliki tembaga, memiliki bouksit, memiliki timah, dan potensi kita ini gede sekali, ekosistem besar ini (battery) yang kurang hanya lithium, di Australia ada Lithium, kita bisa beli, yang sulit adah mengintegrasikannya, karena bahannya ini menyebar kemanamana, tambang tembaga di Papua dan Sumbawa, kemudian tambang nikel di Sulawesi, ada bouksit di Kalimantan Barat dan di Kepri, mengintegrasikannya ini bukan barang yang gampang sehingga jadi ekosistem yang besar itu,” tegas Jokowi. 

Baca juga :  Arus Balik Lebaran 2019 di Pelabuhan Merak Sudah Mencapai 35%

Jokowi meyakini, jika produk ini telah jadi maka negara tidak perlu bersusah payah untuk memasarkannya di tingkat internasional. 

Sebab ketika baterai mobil listrik berhasil diproduksi secara massal, maka negara-negara lainlah yang akan berbondong bondong datang untuk membelinya. 

“Saya katakan kepada menteri investasi (Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia-red), tidak perlu susah susah memasarkannya. Mereka yang akan datang sendiri ke kita,” ujarnya. 

Jokowi pun secara tegas mengatakan jika pemerintah Indonesia akan fokus mengembangkan ekosistem tersebut.  Ketika ini berhasil, maka Indonesia akan melanjutkan kepada ekosistem-ekosistem selanjutnya. 

“Kalau ini jadi, perkiraan saya di 2026-2027 sudah terlihat lompatannya. Sebab kedepan, produksi-produksi otomotif akan meninggalkan unit konvensional menjadi kendaraan berbasis energi listrik,” tuturnya. (1-2).